Sabtu, 30 Juli 2011

Isu Teknologi


Di dunia pendidikan retorika mengenai pentingnya teknologi (teknologi pendidikan) dalam Kegiatan Belajar / Mengajar (KBM) muncul hampir setiap hari (Disebut retorika karena biasanya tidak ada bukti yang ditunjukkan). Mengapa begitu? "Karena pendidikan termasuk industri yang paling besar di dunia. Jadi untuk manufacturer atau distributor produk atau jasa teknologi, pendidikan adalah pasaran yang sangat menarik." Seharusnya ini tidak sebagai masalah kalau produk-produk dievaluasikan dan diuji coba di dunia pendidikan oleh Ilmuwan/ti Teknologi Pendidikan sebelum retorikanya masuk ke sekolah-sekolah, kampus, atau lembaga pendidikan. Tetapi sering ada tokoh pendidikan yang ingin supaya beliau kelihatan "modern" mengulangkan retorika dari manufakturer atau distributor, tanpa evaluasi (applicative atau situational) dari Ilmuwan/ti Teknologi Pendidikan. Ilmuwan/ti Teknologi Pendidikan harus menimbang keadaan di lapangan. Apakah keadaan di lapangan (infrastruktur) sudah siap untuk menggunakan teknologi ini? Apakah bahan untuk menggunakan teknologi ini sudah siap dan dapat diakses oleh semua praktisi pendidikan di lapangan? Bahan harus duluan sebelum teknologinya! Apakah alokasi anggaran ke teknologi ini tidak akan merugikan banyak pengajar di lapangan yang mempunyai kebutuhan teknologi yang sederhana untuk melaksanakan pendidikan yang bermutu? Apa dampaknya di lapangan di dunia pendidikan? Misalnya kalau ada Menteri Teknologi atau Pendidikan yang mengumumkan bahwa teknologi baru (tertentu) adalah solusi untuk meningkatkan mutu pendidikan, bagaimana perasaan guru-guru di lapangan yang mimpinya masih adalah mempunyai sambungan listrik ke sekolahnya, atau ruang kelas yang tidak bocor, atau papan tulis yang dapat digunakan? Mereka tidak dapat membayangkan bahwa mereka dapat menggunakan teknologi ini? Apakah dampaknya positif? Apakah pengumuman begini akan meningkatkan semangat guru-guru untuk mengajar sebaik mungkin dalam keadaannya? Padahal Teknologi Pendidikan hanya sebagai "beberapa macam alat yang MUNGKIN DAPAT MEMBANTU"

Ref: Educational Technology
Ada banyak orang yang sangat ragu-ragu mengenai aplikasi teknologi dalam pendidikan:
"Those who place their faith in technology to solve the problems of education should look more deeply into the needs of children. The renewal of education requires personal attention to students from good teachers and active parents, strongly supported by their communities. It requires commitment to developmentally appropriate education and attention to the full range of children's real low-tech needs - physical, emotional, and social, as well as cognitive." Maupun: "Computers pose serious health hazards to children. The risks include repetitive stress injuries, eyestrain, obesity, social isolation, and, for some, long-term physical, emotional, or intellectual developmental damage. Our children, the Surgeon General warns, are the most sedentary generation ever. Will they thrive spending even more time staring at screens?" Ref: Fool's Gold Apakah kita perlu teknologi canggih untuk belejar / mengajar? Sebetulnya tidak, kecuali kalau kita belajar atau mengajar teknologinya, misalnya kelas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK). Apakah sebelum ada teknologi yang canggih kita tidak dapat melaksanakan pendidikan yang brmutu? Apakah kita perlu teknologi pendidikan untuk mencapaikan proses belajar/mengajar yang bermutu? Setiap kali mengajar, tanya diri sendiri (dan guru-guru lain yang berpengalaman) Apakah saya perlu menggunakan teknologi pendidikan untuk mengajar topik ini? Kalau ya, teknologi apa yang paling cocok? Biasanya teknologi atau peraganya adalah sangat sederhana (kalau betul berbasis-kebutuhan). Ini adalah prinsip yang "underpin" Teknologi Pendidikan sebagai Ilmu!. Yang akan paling meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah kalau kita di semua tingkat pendidikan menghidupkan/mengaktifkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), bukan isu seperti teknologi. Kalau guru di lapangan salah menggunakan teknologi paling yang dipengaruhi adalah siswa-siswi di kelas atau sekolahnya. Yang sangat menakutkan kami adalah pemimpin di bidang pendidikan kita kelihatannya juga kurang mengerti hal-hal teknologi pendidikan dan dapat membuat keputusan yang dapat merugikan puluhan juta anak.  
 Membaca: Journal Pendidikan Network

"Buku Elektronik Sudah Dapat Diunduh"
"Peluncuran Buku Elektronik Batal"
"Depdiknas Harus Berjiwa Besar Akui Kegagalan"
"Kebijakan buku elektonik (e-book) dinilai tidak efektif"
"Kuliah Bersama di Widya Telewicara"
"Buku Sekolah Elektronik (BSE)"
"Tetapi kita sibuk dengan akses Internet???"
"5000 Puas : Informasi Makanan Murah dan Enak" (TPI)
"Langkah Awal Mengubah Paradigma Pendidikan" Bill Gates dan
"Sistem Digital Learning"

"Kata Menkominfo, akses-akses informasi pada jaringan ICT tersebut, akan ditekankan pada unsure e-education (pendidikan), e-health (kesehatan), dan e-economy (ekonomi) yang dapat mengurangi gap di bidang ICT antara daerah pedesaan dan daerah perkotaan". Tetapi ini akan sangat tergantung peran dan mutunya SDM di pemerintah, bukan?. Untuk Lebih Jelas Klik Artikel Terkait di http://www.aafikar.co.cc/2011/06/isu-isu-teknologi-pendidikan

Tidak ada komentar: